Kamis, 17 Juli 2014

Pertemuan Kita..

Hai Gadis.
Awal aku mengenalmu, aku tau kau adalah tumbuhan langka yang berkembang biak dengan cara merayap dan sungguh cepat.
Kau akan tumbuh disela-sela pohon yang sangat besar dan kau akan merasa nyaman pada batang pohon besar itu.
Aku-lah pohonnya, dan kau tumbuhan itu.

Hai Gadis.
Sejak berbincang denganmu melalu pesan singkat---- BBM, aku mulai merasa takut.
Takut kalau keisengan-ku ini akan berakhir menjadi keseriusan yang amat sangat dalam.
Takut kalau aku nantinya akan terus memintamu tumbuh di sela-sela ranting tubuhku, dan terpenuhi oleh bunga-bunga manis itu.
Takut kalau setiap malamnya aku tak bisa tidur tanpa menunggumu terlelap terlebih dahulu.
Takut kebiasaan itu akan terus tumbuh dan berkembang bersamamu.

Gadis,
Sejak awal pertemuan kita. Aku tau kalau kau adalah wanita yang sangat dicintai oleh sahabatku.
Sejak awal pertemuan kita. Aku tau hal apa yang sangat mengganggu benakku.
Sejak awal pertemuan kita. Aku menemukan satu cahaya yang mungkin sebab dari sahabatku amat mencintaimu hingga saat ini.
Sejak awal pertemuan kita. Tak terhingga debar jantungku berdetak lebih hebat dari batas kewajaran.
Sejak awal pertemuan kita. Tak tau aku harus menatap matamu atau terus ku tundukkan kepalaku.
Sejak awal pertemuan kita. Aku tau bahwa ini adalah hal yang salah.
Sangat salah.

Gadis..
Tau-kah kamu apa yang dikatakan oleh sahabat baikku yang sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri?
Tiga bulan lalu sebelum aku mengenal dekat denganmu, sahabatku selalu bercerita tentangmu.
Bercerita tentang cintanya yang sepertinya dibalas oleh-mu.
Bercerita tentang indahnya suaramu ketika kau bernyanyi untuk sahabatku.
Bercerita tentang betapa sulitnya sahabatku mengakui kalau dia sangat mencintaimu.
Bercerita tentang betapa menyesalnya dia ketika kamu tiba-tiba pergi karena lelah menunggunya.
Bercerita tentang betapa terpukulnya sahabatku setelah mendengar kamu lebih memilih laki-laki yang baru.
Bercerita tentang betapa dia tak mudahnya melupakanmu, tapi dia sangat ingin kamu hilang dari ingatannya.
Bercerita bahwa dia senang sekali ketika mendengar kamu mengakhiri hubunganmu dengan laki-laki itu.
Bercerita kalau kini dia sudah mulai menganggapmu sebagai teman.
Aku tau saat itu dia hanyalah bohong.

Gadis yang kini mulai meracuni otakku,
Sekarang sahabatku tau kalau kini aku sedang dimabukkan olehmu.
Sahabatku tau betapa sulitnya menggenggam-mu.
Sahabatku tau betapa mudahnya mencintai kamu.
Sahabatku tau betapa cepatnya kamu menguras pikiranku.
Sahabatku bilang, itu yang ia rasakan ketika jatuh cinta padamu.

Aku bisa apa.
Aku harus mengambil tindakan yang bagaimana?
Aku harus diam atau harus terus berjalan meraih apa yang hatiku inginkan?
Atau aku harus mengikuti apa yang diinginkan logika ku?
Tapi aku yakin, aku tak akan bahagia.

Aku mencintai Gadis, yang sangat dicintai oleh sahabatku.
Aku mencintai Gadis, yang sangat ingin diraih oleh sahabatku.
Aku mencintai Gadis, yang selalu diceritakan oleh sahabatku.
Aku ini sahabat yang macam apa?

Gadis,
Perlu kau ketahui betapa mudahnya kau meracuni pikiran kami berdua.
Aku mencintaimu, sebagaimana sahabatku mencintaimu juga.

Menjelang tiga bulan kedekatan kita,
Sahabatku mulai terlihat kecemburuannya.
Sahabatku mulai muak denganku, betapa pengkhianatnya aku, 
walau dia tak mengatakannya lewat mulutnya sendiri. Tapi aku tau itu.
Sahabatku selalu menanyai kondisimu lewat aku.
Sahabatku selalu mengatakan betapa tak bolehnya sedikitpun aku menyakiti hatimu.
Sampai sahabatku bilang,

" Masih deket sama dia nggak? Masih suka BBM-an kan? Kalau sayang mah kejar aja, dapetin jangan sampe menyerah dan berujung jadinya kayak gue. Jagain dia, jangan pernah sakitin dia. Bagi gue, dia itu tetap cewek yang gue sayang. Walau dia nggak pernah tau itu. Itu kesalahan gue yang selalu menunda.. Lo jangan kayak gitu ya. Kalau sayang, kejar. Dapetin. "

 Satu detik kemudian, aku mulai bimbang.
Satu detik kemudian, aku mulai bisa merasakan betapa sakitnya dikhianati oleh sahabat sendiri.
Satu detik kemudian, aku mulai berpikir betapa ini yang aku inginkan; menggenggam-mu.
Tapi, Satu detik kemudian, aku terus merasa bersalah pada sahabatku dan berpikir matang;
Bahwa aku harus menjauhi-mu dan mulai mempersatukan-mu dengan sahabatku lagi. 

Gadis,
Siang itu adalah pertemuan terakhir kita setelah aku bangun dari tidurku yang bermimpikan kamu.
Siang itu, aku putuskan untuk berterus terang bahwa aku tak bisa menjalin hubungan denganmu lebih dari sekedar teman.
Siang itu, aku mengatakan bahwa kamu lebih baik dengan sahabatku saja yang sudah lama terlebih dahulu mengenalmu daripada aku.
Siang itu, aku mengatakan bahwa aku sama sekali tidak disuruh ataupun didesak oleh pihak mana-pun.
Siang itu, saatnya aku jujur bahwa sebenarnya, betapa aku mencintaimu selayak halnya sahabatmu yang mencintaimu juga seperti kalian dekat dahulu.
Siang itu, betapa teririsnya hatiku ketika melihat wajah manismu menitikkan airmata didepanku untuk pertama kalinya.

" Aku memang dulu dekat dengan sahabatmu, bahkan sebelum kita kenal. Jujur aku memang juga mempunyai perasaan yang sama hebatnya seperti yang sahabatmu rasakan kala itu juga. Tapi lelah harus menunggu. Aku bahkan tidak melihat kalau dia mencintai-ku sehebat yang kamu dan orang lain katakan. Aku tidak percaya bahwa dia mencintaiku seperti itu, bahkan mengatakan dengan jujur bahwa dia mencintaiku saja dia tidak berani. Itu bukti bahwa dia tidak mencintaiku dengan besar seperti yang ia bilang padamu.. "

Siang itu, kau menangis begitu deras diserati kata-kata panjang yang terus kau lanturkan lewat hati kecilmu.

" Dan sekarang, setelah kamu hadir.. Setelah kamu membuatku lupa akan semuanya, setelah kamu mengubah semua hari-hari kusamku, kamu ingin meninggalkan aku? Rasanya ini tidak adil untukku. Kenapa selama tiga bulan ini dengan berani dan lancangnya kamu masuk kedalam duniaku? Lalu sekarang meminta pergi. Aku bukan robot. Aku juga pernah merasakan bagaimana diabaikan, diacuhkan. "

Siang itu, aku telah memperlakukan-mu dengan salah.
Siang itu, untuk terakhir kalinya kita bertemu.
Siang itu, aku telah tega mengakhiri kedekatan kita.
Siang itu.....
Pertemuan terakhir kita yang sama sekali tidak indah.  

0 comments:

Posting Komentar

 

Deshious :) Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang