Atas nama cinta, dia tutup matamu. Aku tak terlihat ~ Deska D. Utomo
Apa kabar laki - laki yang tak pernah ingin tau perasaanku yang sesungguhnya?
Bagaimana kamu memulai harimu pagi ini?
Apakah kau masih saja mengobral cinta pada perempuan-perempuan disekitarmu seperti dulu?
Apakah kau masih ingat aku?
Wanita yang selalu membukakan pintu rumahnya disaat kau perlu saja?
Wanita yang selalu kau abaikan ketika dia yang membutuhkan mu?
Wanita yang selalu kau jadikan pilihan kedua tempatmu berlabuh?
Wanita yang kau pilih untuk mengisi kekosonganmu yang hanya sementara?
Wanita yang rela membuang waktunya demi membalas pesan singkatmu?
Wanita yang selalu sabar menghadapi semua ocehan – ocehanmu?
Wanita yang dengan mudahnya kau pengaruhi.
Wanita yang dengan mudahnya menyebut namanu di setiap doa.
Wanita yang dengan mudahnya merobek perasaannya sendiri demi menghargai dirimu.
Apa kabar hati mu?
Akankah kau masih beku?
Apakah ia masih sama seperti kerasnya batu?
Ah, jawabannya pasti iya.
Seandainya aku adalah air yang menetes perlahan dan dapat mencaikan hatimu yang batu.
CUKUP!
Aku terlalu bermimpi banyak disetiap harinya. Di karenakan sebab yang aku anggap telah merubah hari-hariku dan itu adalah kamu. Rasanya semua terjadi terlalu cepat. Kamu datang, lalu dengan mudahnya mengisi ruang-ruang kosong dalam hatiku.
Semuanya, tak bisa aku ungkapkan dengan biasa dan sederhana. Bahkan, menurutku.. Ini sungguh jauh melebihi batas kesederhanaan.
Ah, entahlah. Mungkin saja, hatiku yang terlalu berlebihan.
Apa kabar tentang wanita yang selalu kau ceritakan padaku?
Hahaha, bodoh sekali aku ini. Mencintai seseorang yang belum tentu mencintaiku.
Mengagumi seseorang yang bahkan mungkin tidak paham dengan rasa kagumku.
Tapi aku senang, ketika kamu datang padaku lalu mengungkapkan semua kemarahanmu pada wanitamu kala itu.
Dengan senang hati, tanpa kau pinta aku mengobati luka kecilmu itu.
Bahkan, aku merasa bangga ketika dalam amarahmu aku-lah penyebab tawa kecilmu yang mulai bermunculan itu.
Aku senang membuatmu tertawa.. Karena semua tawaku berasal darimu, dan itu harus ku-kembalikan..
Tetapi..
Untungnya,
Aku baik saja. Sampai saat ini masih dalam keadaan yang sangat baik.
Aku mulai terbiasa,
Terbiasa menjadi pelampiasan rasa amarahmu akan perempuan-mu.
Sampai detik ini-pun...
Masih saja sama rasanya
:)